Pesona Rumah Iglo Zaman Kolonial Belanda di Bumi Paguntaka








Pesona keindahan bangunan peninggalan – peninggalan bersejarah seperti Rumah Iglo atau yang sering disebut masyarakat sekitar  dengan Rumah Bundar membalut ditengah pesatnya perkembangan Bumi Paguntaka dan kini menjadi salah satu situs bersejarah dari sekitar 100 lebih situs yang tercatat ada di kota Tarakan disamping Bungker, Benteng Pertahanan, Makam, Lograph dan lainnya. Uniknya pondasi rumah ini ternyata terbuat dari batu karang yang diambil dari Pulau Melulun dan dulunya salah satu pulau bagian daerah Tarakan akan tetapi pulau tersebut sudah tidak ada, akibat pengerukan yang terus dilakukan oleh Belanda sebagai bahan baku pembuatan bangunan-bangunan lama seperti Wisma Patra dan lainnya.

Rumah Bundar yang merupakan peninggalan jajahan colonial Belanda yang sengaja dibangun sejak tahun 1938 untuk rumah dinas bagi pejabat Belanda yang bertujuan membentuk Asisten Presiden  terletak di Kampung Baru ini merupakan satu-satunya kompleks perumahan yang masih tersisa yang dulunya juga pernah ada di daerah Sebengkok dan Markoni namun kini hanya 6 Rumah saja yang masih tersisa dan hanya di Kampung Baru.

Pada tahun 1945 Rumah Bundar tersebut digunakan sebagai rumah tinggal bagi tentara Australia untuk sementara waktu sebelum kembali ke negaranya yang merupakan sekutu dari Belanda dalam melakukan penjajahan di Indonesia. 

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia rumah ini digunakan kembali oleh pejabat-pejabat Indonesia, namun sayang kelestarian rumah ini yang masih bertahan dari segi arsitekturnya hanya satu yang tertinggal dan bertahan dari dulu hingga sekarang yang  kini dijadikan sebagai rumah informasi (Rumah Bundar) di tahun 2006 dari pada rumah bundar yang lain yang sudah mengalami sedikit banyak perubahan yang dilakukan oleh pemiliknya(adr)

Komentar