STOP ! Orang Miskin dilarang Pergi Sekolah



Pendidikan adalah suatu kesatuan unit kegiatan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana didalamnya ada tenaga pendidik, peserta didik, sarana dan system yang menjalankan aktivitas pembelajaran.
Pendidikan merupakan hal yang sangat krusial dan paling penting dalam memajukan Sumber Daya Manusia dengan pembelajaran-pembelajaran yang dilakukan disekolah guna meningkatkan kualitas individu-individu tersebut, oleh sebab itu pendidikan kini banyak diburu oleh orang dan banyak masyarakat Indonesia yang menginginkannya mengenyam sebuah pendidikan yang dianggap penting, namun pada basis realitasnya banyak anak-anak Indonesia yang sampai saat ini masih saja belum mendapatkan pendidikan yang layak dan bahkan tidak sama sekali hal ini dikarenakan tidak lain dan tidak bukan yaitu hanyalah sebuah persoalan klasik mengenai masalah ekonomi. Dikarenakan ekonomi yang tidak mampu untuk anak ini melanjutkan pendidikannya sehingga terkadang masih saja anak-anak tersebut ada yang tidak bersekolah, bahkan putus sekolah ditengah jalan hanya dikarenakan mereka terpaksa juga harus dituntut untuk dapat menunjang perekonomian keluarganya dan yang nantinya anak-anak ini pun turut bekerja yang sebenarnya tidak layak bagi mereka untuk bekerja.
         Bobroknya system kenegaraan dan kurang adanya ketegasan dari pihak pemerintah saat ini sudah dapat dibuktikan di banyak kasus. Namun harus diketahui pula bahwa dalam system pemerintahan kapitalisme hanyalah berwatakan yang lebih pro terhadap modal dan keuntungan sehingga bisa dibuktikan dalam sector pendidikan yang sebenarnya sangat berperan dalam kemajuan Negara akan tetapi mengalami komersialisasi pendidikan yang seakan-akan orang miskin dilarang untuk sekolah akibat mahalnya biaya pendidikan baik dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Apa benar pendidikan saat ini bisa dikatakan GRATIS ? ketika dalam hal sarana dan prasarana bagi peserta didik itu ternyata masih di haruskan untuk membayar misalkan seperti buku pelajaran yang harga nya terkadang bisa melambung tinggi dari pada kebutuhan pokok sehari-hari, atau biaya seragam atribut dan lain sebagainya.  Meskipun sudah ada dalam ketetapan Badan Kementrian Keuangan Negara bahwa alokasi dana pendidikan merupakan sebesar 20% dan hal ini telah bertentangan dengan realita yang ada. Dapat kita kerucutkan persoalan ini di kota Tarakan khususnya ketika saya pernah bertemu dan mewawancarai langsung beberapa anak-anak dikota Tarakan yang saat itu tengah berjualan Koran hingga malam hari pada 29 november 2013 lalu, kalau kita mengkaji terhadap UU konstitusi RI tentang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003 pasal 68 bahwa seorang pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Ini terjadi ketimpangan meskipun sudah ada ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam mempekerjakan seorang anak diantaranya seperti adanya hubungan kerja yang jelas yang dalam artian semacam kontrak kerja dll, adanya izin dari orang tua/wali yang bersangkutan dan yang paling kontras dalam kasus ini adalah ketika anak ini bekerja lebih dari pada 3 jam dan hanya boleh dilakukan di siang hari, persoalan ini telah bertentangan dengan konstitusi yang ada dan telah membuktikan kepentingan kelas-kelas penguasa dan para pemodal lebih memperhatikan terhadap kepentingan surplus atau profit (keuntungan).
Tak akan pernah ada kesejahteraan selama masih banyak orang yang bekerja layaknya seperti budak, hidup dalam rumah yang sempit dan tidak layak huni, anak-anak kurus dan tidak bersekolah. Hari ini perjuangan kita tidak akan pernah berhenti hingga kelas-kelas pengisap dapat turun dari tahta kekuasaan penindas, kalian telah tahu dan benar-benar tahu. Sudah bukan saat nya lagi menyibukan diri dengan hal-hal yang tidak penting diluar sana masih banyak yang menangis akibat kemiskinan. Jangan pernah diam, jangan pernah bungkam ketika kita pandai setinggi langit akan tetapi tidak pernah bersuara jangan harap penindasan akan berhenti, yang ada barisan perbudakan akan semakin panjang. Walau darah sekalipun perjuangan kita tidak berhenti sampai disini. Salam Mahasiswa

Komentar