16 tahun rezim Soeharto tumbang. Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
Pemerintahan kala itu dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, BJ
Habibie.
Tumbangnya Soeharto menjadi babak baru dimulainya orde reformasi di
Indonesia, 16 tahun berlalu, benarkah rakyat sudah sejahtera dan lebih baik
dari rezim Soeharto ? begitu banyaknya
kasus – kasus selama rezim Soeharto yang berlangsung hingga 32 tahun lamanya, telah
terjadi penyalahgunaan kekuasaan termasuk dwi fungsi ABRI yang waktu itu
menjadi tuntutan pengcabutannya, korupsi dan banyaknya pelanggaran HAM seperti
pemerkosaan terhadap etnis tiong hoa, kerusuhan-kerusuhan seperti di
timor-timur, pelarangan hak demokrasi dalam menyampaikan aspirasi hingga
hilangnya sederet aktivis yang pro demokrasi seperti wiji thukul, marsinah,
munir dll, hingga pembredelan media masa yang kritis dianggap mengganggu
stabilitas negara dll. Hal ini menjadi faktor berakhirnya kepemimpinan
Soeharto.
Krisis moneter yang
melanda Indonesia akibat penumpukan utang luar negeri Indonesia yang melakukan
pinjaman terhadap IMF dan World Bank yang sudah jatuh tempo, sehingga
menyebabkan terjadinya krisis, selain itu penurunan produktivitas pertanian
akibat program ketahanan pangan yang mana petani diharuskan membeli pupuk luar
yang pada akhirnya menyebabkan tanahnya rusak akibat kandungan kimia didalam
pupuk buatan tersebut. Beberapa hal yang juga menjadi persoalan yang sangat
besar ialah ketika PT.PERTAMINA yang pada waktu itu memberikan kesempatan yang
begitu luas kepada investasi asing hingga mencapai US $ 10 Juta, yang kedua
ialah akses ke minyak dan gas alam Indonesia sebagai mencari dana untuk
pendanaan bagi proyek-proyek pembangunan capital domestic dalam negeri hal ini
terjadi pinjaman yang gila-gilaan untuk proyek tersebut disampin itu terjadi
korupsi oleh pihak pejabat-pejabat didalam perusahaan yang ada secara
besar-besaran yang pada akhirnya pihak pertamina tidak mampu membayar utang
jangka pendek dan terus terakumulasi hingga mencapai US $ 10,5 miliar dan dari
segi politik merupakan ada upaya Jepang dalam memonopoli pasar Indonesia untuk
menyingkirkan Amerika dikarenakan pertamina yang tidak ada melakukan pinjaman
terhadap IMF dan World Bank. UU PMA (Penanaman Modal Asing) & PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri) memberikan peluang terhadap investasi-investasi
yang ada dalam pengeksploitasiannya seperti halnya tidak dikenakan pajak
terhadap investor asing dan di legitimasi dalam pasal 15 kemudian perekrutan
tenaga kerja asing dalam bidang manajemen dan teknisi dikarenakan tidak adanya
tenaga yang ahli dari bangsa indonesia hal ini memiliki korelasi secara tenaga
produktif yang tidak maju akibat dana alokasi pendidikan yang pada zaman orde
baru hanya sebesar 10%.
INVESTASI MODAL (PMA/PMDN)
SEKTOR
|
JUMLAH
INVESTASI DISETUJUI
(DALAM
JUTA DOLLAR AS)
|
DALAM
%
|
||
PMA
|
PMDN
|
PMA
|
PMDN
|
|
KEHUTANAN
|
49,5
|
356,8
|
58
|
42
|
PERTANIAN
& PERIKANAN
|
113,0
|
232,5
|
33
|
67
|
PERTAMBANGAN
|
860,5
|
46,2
|
95
|
5
|
MANUFAKTUR
|
1.045,1
|
1.740,9
|
38
|
62
|
(TEKSTIL)
|
(436,9)
|
(749)
|
37
|
63
|
PARIWISATA,
HOTEL, REAL ESTATE
|
195,9
|
200
|
50
|
50
|
LAINNYA
(TERMASUK INFRASTRUKTUR & KONSTRUKSI)
|
118,3
|
207
|
37
|
63
|
JUMLAH
DISETUJUI
|
2.828.3
|
2.978.5
|
49
|
51
|
JUMLAH
REALISASI
|
1.131,2
|
876
|
56
|
44
|
Berdasarkan table
diatas membuktikan dominan pasar dalam investasi asing dalam memonopoli pasar
di Indonesia dan investasi yang lebih besar dibandingkan capital domestic dalam
negeri, dan ini tak ubahnya dengan kondisi era reformasi saat ini dimana yang
baru-baru ini presiden SBY yang menggelar pertemuan APEC di Bali mengenai
program MP3EI yang menjadikan beberapa pulau di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera,
Sulawesi dan lain sebgainya sebagai lumbung energy yang akan diberikan
keleluasaan terhadap asing dalam mengolah lahan yang ada yang akan berdampak kepada pengeksploitasian
alam dan program ini dilegitimasi melalui perpres no.32 tahun 2011.
Kala itu, tanggal
12-20 Mei 1998 menjadi periode yang teramat panjang dalam sejarah bangsa
Indonesia. Ribuan mahasiswa menggelar aksi keprihatinan di berbagai tempat.
Mahasiswa Trisaksi, Jakarta menggelar aksinya
tidak jauh dari kampus mereka. Peserta aksi mulai keluar dari halaman kampus
dan memasuki jalan artileri serta berniat datang ke Gedung MPR/DPR yang memang
sangat strategis. Tanggal 12 Mei 1998 sore,
terdengar siaran berita meninggalnya empat mahasiswa
Trisakti akibat represifitas aparat.
Tewasnya para
mahasiswa disiarkan secara luas melalui pemberitaan radio,
televisi, dan surat kabar. Tewasnya keempat mahasiswa seakan menjadi pemantik
suatu peristiwa yang lebih besar. Tanggal
16 Mei 1998, Presiden mengadakan serangkaian pertemuan termasuk berkonsultasi
dengan unsur pimpinan DPR. Tanggal 17 Mei 1998, Menteri Pariwisata, Seni, dan
Budaya Abdul Latief mengajukan surat pengunduran diri sebagai menteri. Tanggal
18 Mei 1998, ribuan mahasiswa mendatangi Gedung MPR/DPR. Dua hari setelahnya
atau tanggal 20 Mei 1998, sebelas menteri bidang ekonomi dan industri (ekuin)
Kabinet Pembangunan VII mengundurkan diri. Dampaknya, Soeharto tidak bisa bertahan di pucuk kepemimpinan
negeri ini.
tepat 21 Mei 1998 pukul
09.00 WIB, Soeharto mengumumkan ke
seantero penjuru negeri bahwa dirinya berhenti dari jabatannya sebagai
presiden. Layar kaca televisi saat itu menyiarkan secara langsung detik per detik
proses pengunduran dirinya.
Pasca kejatuhan
soeharto itu pun hingga sekarang belum ada kepastian dan kejelasan bahkan
kesungguhan pemerintah dalam mengusut tuntas kasus-kasus pelanggaran HAM yang
terjadi di rezim orde baru, karena banyaknya berkas-berkas yang masuk ke KOMNAS
HAM sampai saat ini belum ada kejelasan dalam mengusut tuntas meskipun pihak
KOMNAS HAM sudah membentuk panitia dalam mengusut kasus-kasus yang ada.
Kini 16 tahun
reformasi telah bergulir, seakan kesejahteraan masih jauh dari apa yang di
cita-citakan, sehingga tidak menyurutkan semangat juang kita dalam memperjuangkan
kepentingan rakyat sehingga butuh adanya sebuah persatuan dan keseragaman gerak
agar terciptanya tatanan yang lebih demokratis dan pro-rakyat.
Sumber
:
Soeharto
dan Bangkitnya Kapitalisme Indonesia (Richard Robison)
Komentar
Posting Komentar